Kuliah di luar negeri
menjadi impian bagi semua orang, termasuk saya. Betapa tidak, dengan belajar di
negeri orang kita tidak hanya bisa memperdalam bahasa asing tetapi juga
berkesempatan untuk merasakan uniknya budaya negara tujuan. Lantas, apakah
belajar di luar negeri mungkin bagi seluruh rakyat Indonesia? Mungkin!
Ada dua cara yang bisa
ditempuh untuk kuliah di luar negeri. Bagi yang punya dompet tebal bisa belajar
kesana melalui biaya sendiri. Namun bagi yang kere seperti saya tidak ada jalan
lain kecuali mencari beasiswa. Berbicara tentang beasiswa, terdapat banyak
sekali beasiswa yang ditawarkan kepada para pelajar Indonesia. Tinggal pilih.
Mau belajar di Amerika ada Beasiswa Fulbright dan USaid Prestasi, ke Jerman ada
DAAD, ke Inggris ada Chevening, ke Australia ada ADS, dan kemana saja ada LPDP.
Lho, kenapa LPDP bisa kemana saja?
Basiswa LPDP adalah
beasiswa dari pemerintah RI yang dikelola oleh Kementerian Keuangan. Dana
beasiswa ini melimpah sehingga tidak mengenal kuota. Beasiswa-beasiswa yang ada
biasanya terbatas kepada sejumlah nomor peserta. Beasiswa ke New Zealand
contohnya yang hanya merekrut 50 orang. Jika yang mendaftar 5000 orang maka
siap-siaplah yang 4.950 gigit jari. Lain halnya dengan LPDP. Jika ada yang
mendaftar 1000 orang dan 500 diantaranya sesuai dengan kriteria yang mereka
inginkan, maka 500 orang tersebut akan diberikan beasiswa. Enak kan? Berita
bagusnya tidak sampai disitu. Masih ada lagi. LPDP juga tidak membatasi negara
tujuan. Penerima beasiswa bisa kuliah dimanapun yang dia inginkan. Kalau mau
kuliah di Jerman, ok. Kuliah di Amerika pun dibiyayai. Karena uang beasiswa ini
banyak, kita tidak perlu khawatir dengan biaya perkuliahan yang mahal. Seberapa
mahalpun itu akan dibayari oleh LPDP!
Beasiswa LPDP agak
sedikit berbeda dengan beasiswa yang umumnya dilamar oleh pemburu beasiswa di
Indonesia. Pihak pemberi beasiswa seperti Fulbright misalnya selain membiayai
perkuliahan sampai selesai, ia juga mendaftarkan si penerima ke kampus-kampus
di Amerika. Kendala bahasa pun mereka tanggulangi dengan memberikan pelatihan
Bahasa Inggris diikuti dengan tes TOEFL. LPDP tidak seperti itu. LPDP hanya
memberikan beasiswa. Masalah pendaftaran kuliah di universitas dan memilih
negara tujuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima beasiswa. Setelah
dinyatakan lulus beasiswa, si penerima akan diberikan tenggat waktu satu tahun
untuk mendaftar di universitas yang dia inginkan. Setelah diterima dia bisa
melapor ke LPDP kemuadian LPDP akan memproses keberangkatan dan pembayaran uang
kuliah. Tapi jika dalam tempo waktu satu tahun itu belum juga diterima di
universitas tujuan maka secara otomatis beasiswanya hangus.
Tahap perekrutan LPDP
Untuk melamar beasiswa
LPDP sangat mudah. Kita tinggal mengunjungi websitenya lpdp dan mendaftar
secara online. Ada beberapa kolom yang harus kita isi berkaitan dengan daftar
riwayat hidup kita. Jadi saran saya di list dulu semua prestasi, riwayat
pekerjaan, seminar, pelatihan, pengalaman penelitian, dan riwayat pendidikan
agar tidak kelabakan saat mendaftar. Setelah semua data terisi, kita diminta
untuk mengapload beberapa dokumen pendukung seperti ijazah terakhir, transkrip
nilai, CV, Surat Rekomendasi, Surat Pernyataan (format disediakan), sertifikat
bahasa TOEFL/IELTS, Letter of Acceptance (jika sudah ada), dan tiga essay. Essay
yang mereka minta adalah Peranku Bagi Indonesia, Sukses Terbesar Dalam Hidupku,
dan Rencana Studi. Untuk melihat punya saya bisa di klik langsung di
masing-masing essay diatas.
Menurut hemat saya tiga
essay diatas memiliki andil besar dalam meluluskan kita. Oleh karena itu
tulislah essaynya semenarik mungkin. Tapi ingat, jangan coba-coba memanipulasi
atau berbohong karena mereka akan tahu. Kalau sudah begitu, hampir dipastikan
kita tidak akan dapat beasiswanya.
Setelah semua proses
pendaftaran dilewati kita tinggal menunggu panggilan wawancara. Wawancara hanya
diberikan kepada peserta yang lolos seleksi bahan saja. Mereka yang tidak ada
panggilan wawancara berarti bahannya tidak lulus. Masa penantian wawancara
sekitar 1-2 bulan. Tidak lama memang mengingat LPDP memproses bahan empat kali
dalam setahun.
Wawancara berlangsung
di beberapa tempat, diantaranya Medan, Jogjakarta, Banjarmasin, dan beberapa
daerah lainnya (list lengkap bisa di cek langsung di website lpdp www.lpdp.depkeu.go.id). Saya sendiri kemarin wawancara di
Jakarta. Sengaja saya pilih Jakarta karena ketiadaan penerbangan dari Jambi ke
Medan. Lagipula kalau melalui darat akan memakan waktu berhari-hari. Jadi saya
realistis saja dengan memilih Jakarta. Biaya keberangkatan dan akomodasi selama
wawancara tidak ditanggungg oleh pihak LPDP. Jadi menabunglah dari jauh-jauh
hari sebagaimana yang saya lakukan.
Di Jakarta, wawancara
dilaksanakan di Komplek Kementerian Keuangan di Jln. DR. Wahidin. Banyak yang
terkecoh oleh lokasi wawancara ini termasuk saya. Sebagai informasi, gedung
wawancaranya bukan di gedung utama Kementerian Keuangan melainkan di gedung
seberang jalannya. Kemarin kami wawancara di gedung RM. Notohamiprodjo dan
Leader Group Discussion (LGD) di gedung AA. Maramis yang terletak tepat
disebelahnya. Dua gedung ini tepat di depan gedung Otoritas Jasa Keuangan. Hanya
jalan raya yang memisahkan mereka. Saran saya, tanya saja kepada satpam disana
jika kesulitan mencari dua gedung ini. Mereka akan senang hati membantu.
Fase wawancara
Peserta akan
diwawancara oleh 2 orang professor dan satu orang psikolog. Mereka bertiga akan
bergantian mengeroyok. Wawancara berlangsung sekitar 45 menit, kadang lebih
sedikit kadang kurang. Tergantung pewawancaranya mau berapa lama. Saya sendiri
kemarin sekitar 20-30 menit. Pertanyaan wawancaranya beragam dari latar
belakang pendidikan, negara tujuaan, dan pengalaman kerja. Intinya mereka ingin
tahu siapa kita sebenarnya dan pantas tidak kita diberikan beasiswa. Saya kemarin
ditanya tamat dari mana, mau kuliah dimana, mengapa mengambil kampus itu, sudah
ada kontak belum dengan kampus tujuan, mengapa tidak di kampus lain, pekerjaan
di Jambi apa, dan mengapa kami harus memberikan beasiswa kepada kamu. Nah,
pertanyaan terakhir ini yang saya tunggu-tunggu karena itu merupakan kesempatan
saya berpromosi. Saya jawab semua pertanyaan dengan jujur dan apa adanya tanpa
sedikit pun berbohong. Karena percuma saja jika kita berbohong karena ada
psikolog di depan kita. Sekali ketahuan maka pupuslah harapan. Ketika saya
ditanya mengapa saya tidak kuliah di eropa saja, saya jawab karena saya tidak
punya sertifikat IELTS. Saya juga menambahkan kalau saya tidak punya uang untuk
mengambil tes IELTS yang lebih dari dua juta itu. Intinya terbuka, jujur, dan
tidak gugup karena khawatir diterima atau tidak. Anggap saja kita lagi ngobrol
santai dengan orang-orang sukses dari jarak dekat. Persoalan diterima atau
tidak itukan urusan Allah. Tugas kita hanya berusaha sebaiknya-baiknya saja.
Leader Group Discussion
LGD ini adalah diskusi
santai yang berlangsungn sekitar 20 menit. Kita diberikan satu bacaan mengenai
permasalahan yang ada di Indonesia. Tulisan tersebut disudahi dengan sebuah
pertanyaan. Pertanyaannya satu saja tidak banyak. Nah, setelah selesai membaca
mulailah diskusinya. Moderator, notulen, dan segala tetek bengeknya kita
tentukan sendiri. Dua orang penilai yang duduk di ujung meja menyerahkan
sepenuhnya kepada forum. Mereka focus menilai saja. Poin-poin yang mereka nilai
pun masih misteri. Jika seseorang di forum tersebut dominan boleh jadi itu
merupakan nilai positif bagi tim penilai atau bahkan bernilai negatif. Jalan
terbaik adalah menjadi diri sendiri saja. Kita pun harus ingat bahwa itu
merupakan sebuah forum diskusi bukan forum debat. Tentu dua istilah ini sangat
berbeda pengapliasiannya. Oh iya, LGD terdiri dari sekitar sepuluh orang. Kadang
lebih sedikit kadang kurang sedikit.
Kalau wawancara dan LGD sudah selesai berarti
selesai pulalah perjuangan kita sebagai manusia. Selebihnya urusan Allah lagi
yang memutuskan apakah kita berhak mendapatkan beasiswa itu atau ditangguhkannya
untuk sementara waktu. Bagi yang lulus patutlah bersyukur. Namun bagi yang
belum, yakinlah Allah sedang mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih baik dari
itu. Jadi bersabar saja dan terus tingkatkan kualitas. Salam sukses! :)
Comments
Post a Comment