Euforia itu perlahan
mulai sirna ditelan oleh sang waktu. Sudah lama memang aku ingin berdiri
disini. Sejak bertahun tahun lalu. Saat itu aku terhipnotis oleh lengkungan
atapnya yang dipercantik dengan bentangan jembatan yang tak jauh dari sisinya.
Yah, itulah Sydney. Sebuah kota yang tak begitu asing di semua telinga. Bahkan tak
sedikit yang menganggapnya ibu kota Australia.
Di kota inilah nafasku
berhembus detik ini. Belum lama memang kuhirup udaranya, baru dua puluh satu
hari. Tapi cukuplah untuk kujadikan bahan cerita saat pulang ke Indonesia nanti.
Di seberang sana aku yakin sudah banyak telinga-telinga yang bersiap menampung celoteh-celoteh
petualanganku. Tentang Opera House yang mendunia atau tentang Jembatan Sydney yang
kebetulan mirip dengan Jembatan Aur Duri Dua di Kota Jambi.
Ada ribuan bahkan
jutaan orang yang terkesima sampai penasaran dengan gedung yang mirip cangkang
siput bernama Opera House. Gedung ini benar-benar mendunia. Desainnya yang unik
dibarengi dengan loksai tepi laut yang strategis boleh jadi penyebabnya. Namun pertanyaannya
adalah, akankah gedung ini dikenal kemudian didambakan oleh semua orang begitu
saja tanpa ada tangan-tangan ‘tersembunyi’ dibaliknya?
Bagi yang percaya
dengan hukum sebab akibat tentunya akan menjawab tidak. Sebab mana mungkin
sesuatu terjadi tanpa ada pemicunya. Asap timbul karena ada api, api timbul
karena ada korek api, korek api ada karena ada belerang, dan seterusnya. Nah kalau
begitu apa gerangan penyebab Opera House begitu dikenal khalayak ramai? Jawabannya
sederhana saja, promosi. Ya, promosilah actor dibalik kesuksesan Opera House
menggaet jutaan wisatawan setiap tahunnya. Bila tidak ada promosi yang gencar
pesona Opera House tidak akan sampai ke lubuk hati wisatawan.
Promosi tak dipungkiri memang
sebuah jurus yang harus dikuasai oleh Indonesia jika ingin meraih kesuksesan layaknya
Opera Hosuse. Betapa tidak, negeri ini memiliki segalanya untuk memperoleh
lirikan pelancong. Dari puncak bersalju Nusa Wijaya di Papua sampai eksotisme Pulau
Weh di Sabang. Jika semua elemen bangsa sudah menyadari dan melaksanakan jurus
promosi ini, maka tidak mustahil jika Indonesia menggeser Perancis sebagai
negara yang paling dipadati wisatawan. Semoga saja.
Mantap ben,truslah jdi inspirasi bagi kami2 anak sumay.
ReplyDeleteSemoga kami bsa merasakan pa yg anda rsakan.
Aaamiiiiiiiiiin
Amin...
DeleteTerimo kasih wan. Untuk kan jugo, jangan jadi putra sumay yang biasa kalau bisa menjadi yang luar biasa. Masa depan Sumay ado di tangan kan.
Indonesia is our pride country
ReplyDeleteEven my sosmed's friend from another country has approved it as country that no one can replace the food we have got here