Semangat Halloween




Apakah pembaca pernah mendengar kata Halloween? Atau bahkan pernah merayakannya? Halloween memang tidak begitu akrab di telinga kita. Namun tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober ini sejatinya cukup popular di beberapa negara. 

Tradisi Halloween sangat masyhur di Amerika Serikat sehingga banyak warga disana menganggap tradisi yang berasal dari Irlandia ini sebagai hari ‘besar’ mereka. Senada dengan Amerika, warga Australia juga menjadikan Halloween sebagai hari yang harus dirayakan. Setidaknya hari ini saya menyaksikannya sendiri. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Halloween bisa klik disini.

Terjalnya medan kebun binatang Taronga membuat saya terbaring lemah selepas pulang kerja hari ini. pikiran saya lepas tak terkait dengan apapun. termasuk Halloween. Yang ada dibenak saya sudah jelas, istirahat.

Tengah asyiknya merebahkan badan tiba-tiba seorang teman masuk ke kamar. Dia mengajak saya ke atas sebagai penerima tamu yang sudah mulai berdatangan. Dengan suara seadanya saya bertanya mengenai tamu yang ia maksud. Antara kaget dan bingung dia menyergap saya dengan satu pertanyaan lagi. “kamu gak tau ya kalo hari ini Halloween?” anak-anak sudah mulai berdatangan tuh diatas” 

Saya kumpulkan tenaga untuk bangkit dari empuknya tempat tidur. Dengan langkah yang berat saya ayunkan kaki menuju ruang depan. Teman yang menjemput saya tadi memberi aba-aba agar saya mengambil beberapa mangkok yang ada diatas meja di dekat ruang tamu. Tanpa pikir panjang langsung saya jangkau mangkok yang dia maksud. Dalam mangkok tersebut terdapat onggokan permen-permen kecil dan bungkusan coklat. 

Diluar sana saya bisa melihat beberapa anak kecil lengkap dengan kostum hantu mereka. Ada yang berdandan seperti drakula, mumi, zombie, atau nenek sihir. Tapi sayangnya tidak ada kuntilanak dan pocong. Ketika saya sudah didepan pintu, salah satu dari mereka berkata “trick or treat?”. Mendengar tantangan mereka saya spontan menjawab “trick”. Juru bicara tadi berpikir sejenak dan kembali berujar “saya bisa berjoget”. Seketika itu juga dia memperagakan beberapa gerakan kaki yang lincah. 


Saya ulurkan dua mangkok permen yang saya pegang kehadapan mereka. Dengan wajah yang antusias mereka mengambil beberapa permen dan pamit. Saya pun kembali masuk ke dalam untuk sholat maghrib. Semangat Halloween anak-anak itu mengembalikan energi saya yang sempat hilang.

Comments